Ditulis
Yudha Andry Riyanto
Sekolah Citaloka, Jln Imogiri Timur No 156, Mendungan,
Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta
murid sekolah citaloka, membuat dan bermain karya dari limbah |
3 bak pembuangan sampah tersebut cukup menjadi kepuasan saya untuk
sekedar cuci mata dan tentunya menjadi rujukan saya untuk berfikir bagaimana
mengelolah sampah, atau bagaimana menyadarkan masyarakat luas untuk sadar
mengurangi sampah. Padahal pemerintah sudah melakukan sosialisasi bahkan
realisasi sadar sampah melalui, bank sampah, pupuk dari limbah rumah tangga,
bahkan ada juga pelatihan-pelatihan pembuatan miniature, mainan dari bahan
bekas atau sampah. Akan tetapi trobosan tersebut kurang dipercayai masyarakat
sehingga yang terjadi adalah kritik, saran tapi engan melakukan dengan banyak
pertimbangan secara emosional. pertanyaan saya
1. Apakah belum pernah merasakan efeksamping sampah secara negative?
2. Apakah merasa punya uang dan akhirnya seenaknya buang sampah?
3. Apahak merasa orang pejabat, kerja di kantor, punya anak buah, sehingga tidak peduli?
4. Apakah hanya sekedar mengkritik dan memberi saran bisa mengatasi masalah, terutama sampah ?
5. Apakah tidak berfikir kritis tentang dampak?
6. Apakah tidak pernah datang langsung, ke tempat pembuangan akhir di daerah bantul sana, terutama yang di Yogyakarta?
7. dan apakah tidak terfikirkan mengajarkan anak untuk berkreasi menggunakan sampah terutama anorganik yang susah terurai ?
Saya sudah memprediksi pertanyaan
balik kepada saya, apakah anda seorang ramah lingkungan? apakah anda seorang
yang tidak pernah jajan yang berbungkus atau yang menghasilkan sampah? Dan apakah
anda bisa memberikan solusi tentang sampah?
Jawaban saya begini, dikatakan saya
ramah lingkungan, tidak pernah jajan yang berbungkus, dan apakah bisa membrikan
solusi? saya tegaskan “saya berusaha”
dan bukan hanya mengkritik atau memberikan saran”. Lalu saya harus membuktikan
dengan apa? Sebenarnya membuktikan
adalah hal yang sangat bagus karena disitu pasti orang akan yakin percaya. Tapi
yang perlu diingat adalah type manusia ada 2 katogori, yang pertama adalah
ingin melihat bukti otentik untuk tetap dijatuhkan atau melihat bukti otentik
untuk dijadikan bahan belajar.
Oke, sedikit bukti otentiknya
yaitu, Saya bersama teman-teman pengajar Sekolah Citaloka, atau Sekolah PAUD
yang berada di jalan Imogiri Timur No 156, Giwangan, Mendungan, Umbulharjo,
Yogyakarta, sepakat untuk menjadikan sekolah yang salah satunya mengajarkan
nilai sayang lingkungan dengan cara mengalihkan sampah anorganik menjadi alat
permainan edukatif yang dapat menstimulasi aspek-aspek perkembangan anak. Dan kenapa
PAUD atau sekolah anak usia dini? Ya, karena kami sepakat, jika kebiasaan
sayang lingkungan, dengan cara memanfaatkan dengan kreatif bahan, bahan bekas yang mungkin terurainya
sangat lama, maka secara otomatis Kami “mencoba dan berusaha mengurangi sampah” dan “membiasakan
sejak dini tentang ramah lingkungan” berharap banyak generasi penerus kedepanya lebih
baik daripada generasi saat ini, it's okay, tha's love
informasi mengenalkan sekolah |
Kami tunggu kedatangannya, salam
Andry
2 comments:
I think this is a good idea
I think this is a good idea
Post a Comment