ditulis oleh
Yudha Andri R
Fakultas Psikologi UP 45, dan Pendidik anak usia dini Lab. School Rumah Citta ECCD - RC
Kembali
penulis akan membahasa bagaimana anak tertarik untuk melakukan kegiatan didalam
sekolah atau tempat sianak bermain. Kunci intinya adalah orang dewasa dapat
menghargai pendapat dan komunikasi yang efektif. Mari kita bahas terlebih
dahulu tentang menghargai pendapat, mengahargai pendapat kepada anak usia dini
mudah akan tetapi kurang banyak yang melakukan, contohnya saja saat anak
berbicara posisi pendengar yang tidak nyaman. Tidak nyaman dalam artian posisi
anak lebih rendah dari tinggi orang dewasa, hal tersebut adalah bentuk tidak
menghargai anak (ini bagi penulis), kenapa demikian, jika anak berbicara dengan
posisi orang dewasa berdiri dan anak melihat keatas mengutarakan pendapatnya,
hal ini seakan – akan anak adalah manusia kecil yang meminta perhatian.
Beruntung penulis mendapatkan pengalaman banyak dari lab. school Rumah Citta
selama ini. Kelekatan, kedekatan dan kenyamanan akan terlihat jika anak merasa
dihargai saat bebicara dengan posisi sejajar. Kemudian gaya tubuh juga
mempengaruhi ketertarikan, kenyaman kepada anak dengan orang dewasa disekitar.
Penulis melakukan gata tubuh terbuka saat berkomunikasi dengan anak, selain
kita berposisi sejajar maka gaya tubuh yang wajib di perhatikan adalah gaya
tubuh terbuka. Misalnnya saja saat bebicara kedua tangan tidak bersedeku,
mententeng, atau didalam saku, hal tersebut bentuk gaya tubuh tertutup, yang
mungkin secara tidak langsung anak akan merasakan ketidak nyamanan.
Selain kedua hal yang diatas yang
perlu diperhatikan dalam penghargaan terhadap anak adalah, menghargai setiap
karya lisan (ususlan, komentar, bertanya, bercerita, bernyanyi maupun karya
tulisan (gambar, coretan, tulisan, lukisan dsb). Pengargaan yang sedemikian
rupa jika dilakukan kepada anak – anak, maka yang terjadi anak anak akan senang
dengan kegiatan – kegiatan disekolah maupun kegiatan yang direncanakan bersama
– sama. Efek yang lain adalah anak akan merasa percaya diri dengan apa yang
dilakukan dan anak akan senang untuk membuat karya lisan maupun tulisan yang
lebih berkreasi, kreatif dan mengejutkan bagi orang lain.
Kemudian mari kita bahas tentang
komunikasi verbal efektif, komunikas verbal i efektif bagi anak adalah hal yang
perlu di dengar. Mengapa harus kominikasi yang efektif ? anak adalah pendengar
yang baik, walaupun mereka terkadang bersikap tidak memperhatikan. Disini
penulis menyarankan kepada orang tua yang mempunyai anak khususnya untuk
berhati hati dalam berkomunikasi atau saat melakukan komunikasi verbal.
Komunikasi verbal yang salah dapat menyebabkan anak menjadi bingung atau ikut
dalam kesalahan, misalnnya saja ketika mendapati anak didalam kelas berisik,
gaduh dengan suara – suara, yang perlu dilakukan orang dewasa adalah
mengendalikan dengan kata perintah. Didalam kata / kalimat perintah ini lah
peran komunikasi efektif.
a. a.
“anak – anak jangan berisik ya baru ada teman
yang sedang berbicara soalnya”
b. b.
“teman – teman baru ada teman yang berbicara,
sebaiknya gimana ? berbicara bergantian atau berbicara semua?
c. c.
“Teman – teman berbicaranya berganitan ya, masih
ada temannya yang sedang berbicara nih”.
Didalam pilihan a, b, dan c
tersebut anda lebih banyak melakukan yang mana ? penulis sering melakukan
pilihan b atau c karena penulis rasa di dalam kalimat b dan c mengandung
kalimat positive. Ketika menggunakan kata “jangan” maka mayoritas anak akan
mendengarkan kata akhir dan akan tetap melakukan aktifitas seperti tidak
diingatkan. Mislanya saja pilihan A, “anak – anak jangan berisik ya baru ada
teman yang berbicara soanya” yang terjadi
1.
Kata (anak – anak) adalah bentuk dari kurang
menghargai (bagi penulis) atau lebih menekankan bahwa disitu anak – anak
berperan sebagai murid atau anak – anak
2.
(Jangan berisik ya) di dalam kata ini apakah
anak sudah mengenal berisik itu yang bagai mana ? atau jika anak – anak / teman
kecil bernanyi, berbisik atau yang lainnya apakah hal tersebut dinamakan bersik
? apakah anak – anak paham ?
3.
(Ada teman yang sedang berbicara) apakah anak –
anak / teman – teman kecil yang lain sudah diberikan kesepakatan untuk
mendengarkan ?
Pada intinya menggunakan kata
“jangan” dalam perintah atau kalimat perlu diperhatikan penyerapan yang
mendengarkan, jika yang mendengarkan adalah anak – anak maka orang dewasa juga
perlu tahu apakah anak – anak sudah mampu mengelola kata “jangan” karena kata
tersebut adalh bentuk lalimat negatif atau kurang tepat jika digunakan.
Pada intinya ketertarikan anak
mau ikut bermain dengan pendamping adalah penghargaan terhadap karya yang
dibuat tersebut, karya lisan maupun karya tulis. Penulis melakukan perencanaan
kegiatan saat itu dengan berbagai ide dan usulan anak – anak atau teman kecil
kelas Tk B ceria. Dari awal menentukan Tema, penggalianan tentang tema yang
dipilih hingga perencanaan permainan / pembelajaran sesuai dengan ide kreatif
di kelas Tk B Ceria.
No comments:
Post a Comment