oleh:
Yudha Andri Riyanto
Ø
DEFINISI
Perkembangan zaman diera globalisasi ini bermunculan
adanya benda yang mampu mempermudah, dan mampu memberikan informasi. Walaupun
jarak yang mungkin tidak dapat diakses secara langsung tetapi kapan dan dimana
saja kita dapat menggunakan yaitu “internet atau layanan internet”. Layanan
internet yang memudahkan kita di zaman ini mampu menjawab pertanyaan yang mungkin
kita sendiri diluar keampuan. Mudahnya layanan yang dijangkau dan diakses oleh
siapa saja menimbulkan permasalahan yang kecil tetapi berbahaya. Dalam layanan
internet kita dapat mengakses berbagai sumber dari mata pelajaran, info
terkini, berita actual, video, music, jejaring social dan masih banyak lainnya.
Soedarno dalam Djubaidah, (2001, hal 20) dalam Atmadi
(2007) secara harafiah cybersex berasal dari kata cyber, yang berarti serat –
serat optic yang berupa kabel – kabel dari alat media komunikasi dan informasi.
Fungsinya antaralain mengirimkan gambar, suara dan daya tenaga untuk
menggerakan alat. Sehingga cybersex dapat dijelaskan yaitu aktifitas sexsual
yang memotifasi oleh suara sexsy dan gambar sexsy yang dikirimkan atau
ditayangkan oleh cyber tersebut.
Djatmiko (2000) dalam Atmadi (2007), cybersex merupakan
kegiatan sexs tanpa melalui kontak tubuh, hubungan kelamin dimana gejolak
birahi, ereksi dan penetrasi disalurkan melalui kata – kata di internet.
Menurut saya cybersex bisa juga bermakna individu yang sangat atau
ketergantungan terhadap stimulus sexs dari informasi – informasi, video sexs
dan cerita tentang sexs secara langsung untuk mememenuhi dorongan sexsual pada
dirinya. Cybersex mampu menjadikan salah satu stimuls respon bagi individu untuk
melakukan perilaku mastrubasi. Mastrubasi adalah perilaku sexs tanpa adanya
interaksi antara individu atau sexs person. Tujuan mastrubasi tidak lain untuk
melampiaskan hasrat nafsu sexsualnya dimana individu yang tercandu cybersex dan
belum mempunyai pasangan, untuk menyalurkan hasratnya.
Ø
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Menurut soekadji (1983. Hal 8) dan Twiford (1988. Hal 11)
dalam Atmaji (2007) menyatakan bahwa perilaku yang dilakukan seseorang dapat
diungkap melalui 3 indikator yaitu : frekuensi, lamanya berlangsung dan
intensitas
Ø
Frekuensi
adalah menceminkan sering tidaknya perilaku muncul. Dalam hal ini adalah sering
tidaknya seseorang melakukan cybersex di internet atau melalui internet.
Ø
Lamanya
berlangsung yaitu, waktu yang diperlukan seseorang untuk berlangsungnya suatu
perilaku
Ø
Intensitas
yaitu, banyaknya daya yang dikeluarkan oleh perilaku tersebut. Aspek intensitas
digunakan untuk mengukur seberapa dalam orang melakukan tindakan
Factor yang lainnya menurut saya muncul dari lingkungan
dan pergaulan individu. Cybersex bisa saja terjadi karena dorongan lingkungan
yang mengharuskan individu mencari lebih vailid informasi yang didapatkan
tentang sexs. Pecandu cybersex kebanyakan adalah kalangan remaja awal dan
dewasa awal. Menurut teori perkembangan masa – masa tersebut adalah masa
individu ingin mencari tahu lebih tentang informasi yang didapat.
Ø
CONTOH KASUS
Dodo adalah pelajar kelas 3 sekolah menegah pertama
(SMP), Dodo mendapatkan tugas dari guru tentang salah satu mata pelajaran.
Sepulang sekolah Dodo berjalan bersama teman – temannya seperti biasa menuju
pemberhentian bus. Didalam perjalanan teman Dodo melihat poster bergambar sexsi
dan kebetulan artis ditelevisi, kemudian teman Dodo membahas poster tersebut
sesuai dengan pengetahuan atau informasi yang didapatkan. Teman Dodo tersebut
membicarakan jika artis didalam poster tadi pernah menjadi model yang sangat
cantik, dan pernah menjadi bintang video porno. Saat Dodo sampai dirumah Dodo
masih ingat tentang pembicaraan sepulang sekolah, Dodo mulai penasaran benar
atau tidak yang dikatan temannya tadi. Akhirnya saat Dodo akan mengerjakan
tugas dari sekolah Dodo membuka layanan internet, karena tugas yang diberikan
Dodo kurang mengerti, saat menunggu loding halaman yang di muat, Dodo mencoba
membuktikan atau mencari tahu tentang perempuan yang diposter dan yang
dibicarakan temannya dengan halaman google. Dodo membuka situs ex .www gadissexsi terkenal.com. Setelah
lama kemudian halaman yang ditulis Dodo bermunculan foto yang beraneka bentuk
dan tampilan, pertama Dodo biasa dan tidak terlalu tertarik, kemudian hari
berikutnya Dodo masih ingin membuka karena penasaran dengan wajah – wajah yang
ditampilkan. Saking penasarannya Dodo membuka halaman youtube yang berisikan
video sexsy sampai akhirnya dodo terangsang dan ingin melakuakan kegiatan sexs.
Dari hal tersebut dodo selalu membuka halaman yang berbau sexsy atau sex
sebelum membuka situs mata pelajaran yang dituju untuk memuaskan keinginannya.
Ø
Kesimpulan
Kegiatan cybersex merupakan kegiatan yang tidak baik dan
dapat merusak otak. Individu pecandu cybersex dapat melakukan kegiatan criminal
dikarenakan dorongan yang kuat dari tayangan – tanyang sexs tersebut. Kegiatan
criminal tersebut bisa disebabkan karena individu yang sudah benar – benar
terkena cybersex tidak mampu mengendalikan diri. Untuk menangani kecanduan
cybersex maka harus ada:
Ø
pendidikan
sexs yang wajar dikalangan remaja, dirumah ataupun disekolah.
Ø
Sosialisasi
bahaya cybersex
Ø
Pendampingan
pengunaan layanan internet di semua tempat.
Ø
Hindari
materi porografi,
Untuk terapi pecandu cybersex saya belum pernah tahu,
tetapi menurut saya untuk menghidari pikiran negative atau pikiran tentang sex
dapat melakukan kegiatan olahraga / hobi.
Ø
Refrensi
:
§
Agung
Yuli (2014). Tanda dan gejala orang kecanduan seks. Retrieved on 11 Mei 2015.
From :http://agunkzscreamo.blogspot.com/2014/01/tanda-dan-gejala-orang-yang-kecanduan.html#.VVIv-_Daw-l
§
Atmadi
(2007). Minat mastrubasi pada remaja laki – laki ditinjau dari perilaku
cybersex. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Ktolik Soegijapranata.
Retrieved on 12 mei 2015.
From:eprints.unika.ac.id/827/1/01.40.0127_Teja_Tri_Atmadi.pdf
No comments:
Post a Comment