oleh:
Yudha Andri Riyanto
Bentuk client – Centered Therapy ini dikembangkan pada tahun 1950an. Ciri
utamannya adalah mengubah pendekatan yang digunkan oleh Rogres, dari teknik
pendekatan non direktif, menjadi menghormati konselor untuk menjalankan proses
konseling. Penulis akan mencoba mencontohkan kasus dan bentuk percakapan dengan
menggunakan client – Centered Therapy .
Contoh
kasus :
Jati
adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Yogyakarata. Jati mengalami
kegelisahan dengan beberapa temannya di dalam kelas dalam hal bersosial,
dikarekan Jati mengalami kecacatan tidak mampu mengendarai sepeda motor
dikarenakan trauma, Jati merasa teman – temannya sering mengejeknya atau
meninggalkan jika acara teman – teman sesama fakultas berpergian jauh. Jati
sering ditinggal atau bahkan sering sakit hati karena beberapa temannya mencoba
mengajarinya menaiki sepeda motor. Jati adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara, jati saat Sekolah
Dasar mampu mengendarai sepeda kayuh. Akan tetapi saat Jati pulang sekolah
mengndarai sepeda Jati terjatuh karena beberapa temannya iseng (bercanda), dari
hal tersebut Jati merasa trauma untuk berkendara sendiri.
Proses client – Centered Therapy
Dalam
proses gambaran proses client – Centered
Therapy , klien dan terapi berda dalam satu ruangan yang tertutup atau
sesuai dengan standar kode etik. Kenselor boleh menggunakan hiden camera atau recording untuk merekam segala kejadian saat proses
konseling. konselor dan klien duduk berhadapan
konselor :
boleh tahu nama lengkap anda (adminitrasi)
Jati :
boleh (menjawab lengkap)
Konselor : saya ingin anda bersedia menceritakan
segala pengalaman, atau kejadian yang anda alami atau keadaan anda saat ini,
bahkan anda saya perbolehkan bercerita keadaan anda yang saya belum mengenal
seperti saat diawal, silahkan anda ceritakan pada saya untuk membuat saya
mengenal anda dengan jauh lebih baik atau akrab. Saya akan senang sekali dengan
apa yang anda katakan pada saya.
Jati :
dari mana yang membuat anda bisa menyukai?
Konselor: dari mana pun anda memulainya pasti saya menyukainnya
Jati :
yah, saya akan memulai dari masa kecil saya / saat saya sekolah dasar SD,
boleh?
Konselor :
silahkan saya senang anda bercerita dari pengalaman lalu anda
Jati : baiklah, dulu saya saat sekolah dasar
teman dan guru bahkan orangtua saya menganggap saya itu pandai. Saya sering
mendapatkan nilai yang memuaskan. Sampai akhirnya saya dibelikan sepeda oleh
kedua orangtua saya. Hati saya saat itu sangat senang dengan pemberian
tersebut. saya berangkat dan pulang sekolah tidak lagi diantar menggunakan
sepeda, melainkan mengayuh sepeda sendiri. Pada saat pulang sekolah siang hari,
saya diajak beberapa teman saya untuk pergi bermain di lapangan dekat sekolah,
karena saya tidak ingin orang tua saya mencari saya atau tidak pulang tepat
waktu saya, memutuskan untuk pulang. Akan tetapi beberapa teman saya terburu –
buru dan akhirnya saya pulang dengan terburu – buru, mengayuh sepeda. Beberapa
teman saya ikut mengendarai sepeda masing – masing. Di tengah jalan beberapa
teman saya bercanda dengan berbelok – belok di depan saya. Singkat cerita saya
dan teman – teman terjatuh, yang mengakibatkan kaki saya sakit bahkan lumpuh
selama 2 – 3 bulan. Saya tidak dapat bermain dan belajar, prestasi saya menurun
sangat drastis saat itu. Dari hal tersebut saya gagal untuk menempuh sekolah
menengah pertama yang saya inginkan.......
Konselor :
akhirnya anda trauma untuk mengendarai sepeda / kendaraan bermotor sendiri?.
Apakah benar anda takut jika anda mengalami kecelakaan anda tidak dapat meraih
cita – cita anda saat ini?
Jati ;
seperti itu lebih tepat, saya tidak ingin meyianyiakan waktu saya untuk bermain
dan pergi – pergi menggunakan kendaraan yang berbahaya
Konselor ;
akan tetapi anda mampu mengendarai sepeda saat ini
Jati
: bisa, akan tetapi saya tidak mau untuk itu
Konselor :
anda memilih cita – cita anda terwujud, dengan anda tidak sama sekali belajar
mandiri menggunakan kendaraan?
Jati :
saya dapat menggunakan angkutan umum atau yang lain
Konselor :
baik, anda sudah menghitung berapa nominal atau keuntungan dan kerugian selama
ini?
Jati :
belum sama sekali
Konselor :
maukah anda tidak di ejek / di olok – olok atau di tinggal teman seperjuangan
anda saat kuliah?
Jati :
jelas itu yang saya harapkan dari teman – teman saya saat ini.
Konselor : kenapa
demikian ?
Jati :
tanpa mereka saya merasa sendiri, walaupun mereka terkadang menyebalkan,
Konselor :
saya berpendapat anda tidak akan bisa meraih cita – cita anda tanpa adanya
mereka, karena anda sekarang merasa tergantung pada kendaraan mereka. Anda
memilih sakit hati untuk bertahan dengan traumatik anda masa lalu.
Jati :
benar demikian, sebenarya saya bisa mandiri dengan kemampuan saya, saya bahkan
bisa lebih mampu dari pada mereka jika saya mampu mengendarai sepeda motor.
Konselor :
dulu anda terjatuh dan akhirnya anda tidak dapat meneruskan sekolah menengah
pertama favorit anda karena keadaan anda, kemudian sekarang anda dapat
meneruskan sekolah tinggi yang anda harapkan dapat mewujudkan cita – cita anda.
Apakah selanya anda terpuruk dan gagal hanya karena anda terjatuh ?
Jati :
tidak, saya dapat mengembangakan potensi saya dari proses belajar yang saya
tekuni selama ini, saya yakin jika diri saya mampu untuk segalanya
Konselor :
apakah anda mau diri anda lebih baik dari sekarang, walaupun menyakitkan atau
anda tidak suka?
Jati :
bersedia, apa yang bisa saya lakukan?
Konselor :
bisakah anda mengendarai sepeda / sepeda motor saat anda membeli keperluan
kuliah saja?
Jati ;
saya coba
No comments:
Post a Comment