Ditulis
Yudha Andry Riyanto
Aktivitas bermain lompat tali Sekolah Citaloka |
Jalan Iomogiri Timur No 156, Giwangan, Mendungan, Umbulharjo
Yogyakarta
Permainan tradisional merupakan permainan tempo dulu yang sampai saat
ini saya sendiri belum menemukan siapa penemu permainan-permainan tersebut. Akan
tetapi permainan tersebut bagi saya adalah permainan yang cukup menyenangkan. Kalaupun
sekarang masih ada saya selalu ikut andil dalam permainan atau hanya sekedar
menikmati dengan cara duduk manis dan menikmati permainan yang di lakukan. Saya sendiri lebih senang
menggunakan permainan tradisional tersebut untuk mengajak anak bermain di
sekolah atau di lingkungan tempat saya tinggal.
Jika ada pertanyaan untuk saya, “kenapa, apakah kamu tidak mengikuti
jaman modern, atau kamu malah tidak suka
dengan permainan jaman sekarang?”
Tentunya tidak, saya katakan, saya mengikuti jaman walaupun tidak selalu
update, dan saya suka dengan permainan jaman sekarang walaupun tidak
sering atau bahkan tidak melakukannya. Persentase saya hanya lebih senang bermain permainan tradisional (titik) selain saya menghargai budaya Indonesia, saya juga tidak ingin permainan tersebut
hilang di maem jaman, kemudian di lestarikan dan diakui Negara lain. Dalam artikel saya kali ini akan saya bahas apa lompat tali, dan keuntungan
dari permainan tersebut. “lompat tali” lompat tali merupakan permainan menggunakan tali
berbahan karet gelang, yang saling menyambung sekitar 2-3 meter, dengan pola
khas mata rantai. Kemudian permainan ini bisa dilakukan 1 orang atau lebih dan
bermain berciri khas melompat dengan ketinggian yang diukur sesuai kesepakatan.
Nah…. Dalam ukuran mengukur tersebut saya akan membahas sambil bernostalgia
(mungkin sedikit berbeda)
sorry this argument is limited to my memory at that time
- Ukuran se tapak kaki, ukuran ini ukuran terawal dan terrendah karena tali berada tepat pada tanah, saat itu pemain akan melompat 1 kali dengan gaya terserah tanpa mengenai tali
- Semiri (bahasa jawa, mata kaki) atau setinggi mata kaki, lompatan masih sama atau tanpa mengenai tali yang membentang
- Sedengkul (bahasa jawa) atau setinggi lutut, lompatan masih sama atau tanpa mengenai tali yang membentan
- Selakang (bahasa jawa) atau setinggi kaki, atau tepat sebelah kemaluan, lompatan masih sama atau tanpa mengenai tali yang membentang
- Sepiggul atau setinggi pinggul, kali ini tergantung kesepakatan pemain apakah boleh mengenai tali atau tidak, asalkan dapat melompat tali
- Sewudel (bahasa jawa) atau setinggi pusar, tahap ini juga tergantung pada kesepakatan pemain, apakah boleh lompat dengan mengenai tali atau tidak mengenai tali
- Sedodo (bahasa jawa) atau setinggi dada, biasanya ketinggian ini sudah tidak diwajibkan tidak mengenai tali atau boleh mengenai tali
- Selambe (bahasa jawa) atau setinggi mulut, dalam ketinggian ini biasanya banyak peserta yang mengajukan kesepakatan apakah boleh menggunakan bantuan jari untuk melompati tali dengan cara hanya telunjuk menekan kebawah tali dan sesegera mungkin peserta melompat tali
- Sendas (bahasa jawa) atau setinggi kepala, lompatan pada tahapan ini sama dengan lompatan tahap 8 atau bagi laki-laki biasanya di perbolehkan koprol (bahasa jawa/sunda)
- Sekilan (bahasa jawa) atau setinggi lima jari membentang diatas kepala, kesepakatan lompatan sama dengan tahap 8 dan 9
- Sedeka (bahasa jawa) atau setinggi tangan merdeka, ala bung tomo (pahalawan kemerdekaan) tinggi tersebut ujung jari tangan lurus keatas dengan badan atau tubuh tegap, kesepakatan lompatan tetap sama dengan tahap 8,9,10.
- Terakhir jika salah satu pemain selesai mendapat bonus bermain tari kereta atau biasa di sebut “jakartanan” dengan kaki menyilang diantara tali karet setinggi lutut (jika diamati suara hentakan kaki dan alur kaki seperti gerakan roda kereta)
Setiap pemain yang gagal melompat akan diberi hukuman atau bergantian mengatur
tinggi tali sesuai intruksi pemain.
How??..... Paparan diatas mungkin bisa berbeda disetiap wilayah, pemaparan
saya diatas bentuk ingatan saya tahun 1995 an keatas. Lalu permainan tersebut
masih saya gunakan bersama teman-teman di Sekolah Citaloka, karena permainan
tersebut menjadi metode efektif dalam mengembangkan aspek-aspek anak usia dini.
Tentunya metode ini sangat menyenangkan, karena memang tujuan kami adalah
menstimulasi aspek perkembangan anak melalui aktifitas bermain. Apa saja yang
keuntungan yang didapat jika lompat tali ini dilakuakan bersama anak? uraian
jawabanya sebagai berikut:
- Attitude atau sikap, kita dapat menstimulai sikap sopan, santun dari cara bergantian melompat, mengatur tinggi atau memberikan intruksi yang baik dan tentunya dapat mengenalkan anggota tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh teman atau selain diri sendiri dan orang tua
- Social atau sikap bersosial dengan temannya untuk menyepakati kesepakatan yang dibuat bersama, saling mengahargai usaha temanya dan sikap social lainnya
- Emosi, atau sikap control emosi diri saat bermain, menerima kegagalan, mengungkapkan emosi positif negative, sabar dan sikap emosi lainnya
- Motorik kasar, atau gerakan otot besar, menstimulasi keseimbangan, keberanian, berlari dan tentunya melompat
- Motorik halus atau gerakan otot kecil, melatih kekuatan tangan menggengam atau memeggang tali dengan kuat
- Kognitif, atau menstimulasi kecedersan kogbtif dengan cara mengidentifikasi tinggi-rendah, panjang – pendek, berhitung dan lainnya
- Nilai moral agama, dari cara mengenal anggota tubuh untuk mengukur, dari kaki – kepala yaitu ciptaan Allah
proses membuat kesepakatan bermain lompat tali |
1 satu permainan tradisional, kita dapat banyak manfaat untuk
perkembangan anak-anak,Do you agree? Dari topic ini saya menjadi yakin jika anak-anak
diberikan dan dikenalkan permainan tradisional yang terjadi adalah anak
terstimulasi Aspek perkembangannya dengan cara menyenangkan. Sekolah
Citaloka mempunyai jadwal khusus untuk bermain dan mengenalkan budaya jawa
salah satunya permainan Tradisional setiap hari Jum’at.
salam, Andry
No comments:
Post a Comment